Sang Pemalas

Rasa malas hinggap di diri setiap orang. Anda, saya dan kita semua pernah mengalaminya. Tenang saja, itu manusiawi. Selama intensitas sifat malas tidak berlebih, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Adakalanya  malas datang setelah berolahraga atau mengerjakan kerja berat. Ikuti saja, itu akan memberi waktu istirahat kepada otot. Biarkan otot-otot melakukan recovery dan tumbuh semakin kuat. Adakalanya malas datang setelah kamu menerima achievement besar. Ikuti saja, itu akan memberikan waktu kepada otak untuk menikmati sensasi kepuasan “rasa melayang” lebih lama dari hormon dophamine yang diproduksi. Biarkan otak mengingat perasaan itu sehingga menjadi motivasi untuk mengejar pecapaian-pencapaian lainnya. Adakalanya malas juga datang setelah terlibat dalam konflik hebat. Ikuti saja, itu akan membuat mental dan urat-saraf menjadi lebih relax. Dengan begitu, pikiran akan kembali jernih untuk menuntaskan konflik yang dihadapi.

Situasi baik dan buruknya rasa malas tergantung pada dosis yang digunakan. Seseorang dapat sembuh dari penyakit atau mengalami keracunan tergantung pada dosis obatnya. Rasa makanan dapat terasa lezat atau terasa hambar tergantung dari dosis bumbunya. Seorang atlit dapat menjadi sangat kuat atau mengalami cidera setelah berlatih tergantung dari dosis (beban) latihannya. Tidak perlu mempersalahkan diri sendiri saat merasa malas, atur saja dosisnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.