Minta Tips atau Share Pengalaman, Mana yang Lebih Penting?

Di tahun terakhir masa SMA memang penuh kebimbangan. Apa lagi jika harus memikirkan kemana kita akan melanjutkan pendidikan setelah lulus, jurusan apa yan ingin kita ambil dan dimana universitasnya, hal-hal semacam itu benar-benar membuat kita menjadi gusar.

Pada waktu-waktu ini peran kakak senior atau alumni terkadang sangat dibutuhkan. Pasalnya, alumni sudah lebih berpengalaman. Sehingga kita dapat menggali informasi yang lebih dari para kakak senior. Salah satunya yaitu membantu kita agar kita bisa masuk di universitas-universitas favorit! Jadilah pada saat-saat seperti ini alumni harus rela menjadi Kambing alias “Kakak Pembimbing” untuk adik-adiknya yang sedang mengalami masa galau dikala harus menentukan langkah apa yang harus dilakukan ke depan.

Biasanya ada 2 hal yang sering diminta kelas 3 kepada alumni, yaitu pengalaman dan tips. Namun diantara kedua hal ini, manakah yang paling penting? Pengalaman atau tips? Tentu saja banyak pendapat mengenai hal tersebut. Kalau begitu coba kita jabarkan keduanya terlebih dahulu agar semuanya menjadi jelas.

 

Pengalaman

Kakak senior sebagai makhluk tuhan yang diberi karunia untuk terlahir lebih awal memang keberadaannya tidak bisa kita remehkan. Ibarat pisau, keberadaan kakak senior bisa jadi masalah jika kita selalu sembarangan, seperti membuatnya tersingggung, kurangnya sopan santun dan lain sebagainya. Tetapi jika kita ahli seperti koki maka keberadaan kakak senior akan sangat bermanfaat. Jika kamu dekat, maka kesempatan kamu untuk menggali pengalaman-pengalaman mereka semakin terbuka lebar.

Pengalaman adalah guru yang terbaik”, begitu kata pepatah. Pengalaman mereka bisa dijadikan tambahan amunisi buat kita para junior untuk dapat menembus gerbang perguruan tinggi. Pengalaman sukses, pengalaman gagal, semuanya sangat bermanfaat untuk mendalami medan yang ada di depan mata. Namun bukan berarti mendengarkan pengalaman adalah sesuatu yang mudah. Bisa jadi kita mengenal senior yang hebat namun kita kurang dekat. Bisa jadi kita sudah dekat tetapi tidak ada waktu yang senggang. Bisa jadi karena senior sedang diperantauan nan jauh disana. Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lainnya sehingga akhirnya sulit mendapat kesempatan untuk mendengar pengalaman-pengalaman berharga dari mereka.

 

Share Tips

Share tips adalah cara yang paling praktis dan paling cepat, terutama untuk pertemuan-pertemuan singkat seperti sosialisasi di sekolah, dsb. Bisa dikatakan kalau cara meminta kakak senior untuk sharing tips praktis dilaksanakan walaupun hanya lewat pesan sms, maupun chatting di media sosial. Bagi kamu yang suka to the point dan benci dengan sesuatu yang bertele-tele maka kamu dapat meminta kakak seniormu cukup membagikan tips-tips agar dapat menembus perguruan tinggi. Apalagi kalau kakak tingkat kamu termasuk orang yang “gagap” dalam bercerita, sukanya muter-muter dan ceritanya membosankan. Kalau sudah begitu rasanya di dalam hati ingin berkata, “Sudahlah, kak. Bagi aja tipsnya biar bisa saya lakuin, terus bisa tembus sama kayak kakak”. Dan biasanya kalau maslaah tips, google dapat menampilkan hasil pencarian mengenai tips masuk perguruan tinggi favorit lebih banyak bahkan dari jumlah kakak senior yang kamu kenal hehe.

Tapi metode ini banyak kelemahan kalau menurut penulis sendiri jika dibandingkan dengan metode mendengar pengalaman. Pertama, dengan mendengar pengalaman motivasi kamu bisa saja ikut bangkit. Kedua, kamu bisa mengetahui latar belakang si kakak senior kenapa dengan menggunakan cara yang dipakai ia dapat menembus perguruan tinggi favorit, jadi kamu bisa menilai apakah metode tersebut cocok atau tidak dengan sifatmu. Ada banyak lagi kelebihan dengan mendengar pengalaman, dan dalam sebuah talkshow motivasi si pembicara berkata, “Sukses adalah ketika orang-orang besar dengan senang hati berbagi pengalamannya kepada kamu. Tandanya kamu menarik untuk orang-orang besar dan kamu memiliki potensi untuk mengejar kesuksesan mereka.”

 

Kesimpulan

Dalam suatu tulisan ada 2 jenis kesimpulan, yaitu penulis yang memaparkan langsung kesimpulannya dan penulis yang membebaskan pembaca untuk menyimpulkan sendiri dari tulisan yang mereka baca. Saat ini penulis ingin coba mengambil pola yang kedua, hehe. Kemudian dari pengalaman penulis sewaktu mengalami masa-masa galau saat sebelum masuk perguruan tinggi, saat mendengar atau membaca pengalaman orang-orang yang sudah sukses masuk perguruan tinggi favorit penulis juga secara tidak langsung mendapat tips-tips dari mereka. Yah, walaupun semuanya masih harus dicari secara tersirat dari kisah yang mereka paparkan. Atau saat penulis menerima tips, penulis bisa langsung paham kesasaran mengenai langkah-langkah yang harus diambil ke depan. Meski terkadang penulis terkadang mengalami kesulitan, sebab tips ini ibaratnya, “semua juga sudah tau kalau mau gini ya harus gini“. Jadi penulis kurang bisa melihat apa spesialnya dari tips tersebut. Menurut kamu lebih penting yang mana?

One thought on “Minta Tips atau Share Pengalaman, Mana yang Lebih Penting?

  • Posted on 28/05/2018 at 03:43

    saya juga lebih suka opsi kedua memberikan kebebasan kepada pembaca untuk menyimpulkan sendiri…Namun tetap dengan batasannya. Bebas dalam keterbatasan kira2 gitu ..hehe

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.